Wonogiri | IP.net – Sebagai bentuk komitmen bersama dalam mengurangi resiko bencana di Kabupaten Wonogiri, TNI-Polri dan Pemerintah Kabupaten Wonogiri melaksanakan Apel Kesiapsiagaan Bencana dan Gelar Perlengkapan, Kamis(18/11).
Kegiatan yang berlangsung di alun-alun Giri Krida Bakti tersebut tampil sebagai pimpinan apel Bupati Joko Sutopo yang turut dihadiri oleh Pasiter Kapten Inf Sambudi mewakili Dandim 0728/Wonogiri Letkol Inf Rivan Rembodito Rivai, Wakapolres Wonogiri Kompol Drs Kamiran, Sekda Kab. Wonogiri Haryono, Kepala BPBD Wonogiri Bambang Hariyanto, Kepala RSUD Wonogiri dr. Adhi Dharma, Pasi Ops Kodim 0728/ Wng Lettu Inf Toto Mardoyo, Kabag Ops Polres Wonogiri Kompol Budiyono.
Adapun peserta apel diantaranya Satu Regu TNI Kodim 0728/Wng, Satu Regu Polres Wonogiri, Satu Regu DISHUB, Satu Regu Dinsos, Satu Regu PMI, Satu Regu gabungan POL PP, DamKar, Linmas, Satu Regu Senkom, Satu Pleton Gabungan BPBD, Relawan, Polhut.
Bupati didepan peserta apel menyampaikan, Bencana tentu tidak kita inginkan terjadi, akan tetapi, sikap waspada dan siaga perlu selalu dikedepankan, karena potensi kebencanaan dapat muncul setiap waktu, dan kesiapan dalam menghadapinya sangat penting demi menghindari jatuhnya korban jiwa atau kerusakan yang menimbulkan kerugian berupa harta atau benda.
Dirinya menegaskan bahwa segenap perangkat pemerintahan memiliki kewajiban yang sama untuk bersinergi dalam penanganan bencana alam, diawali dengan membangun kesadaran untuk tetap hidup dengan aman di wilayah zona merah bencana alam.
“ kebersamaan yang didasari nilai-nilai kemanusiaan adalah panggilan bagi semua unsur tanpa terkecuali “, ucapnya.
Joko Sutopo menambahkan, Ada kecenderungan bahwa konsep mitigasi bencana alam sudah dilaksanakan dalam masyarakat, hal ini dapat dilihat dari komparasi data kebencanaan di Kabupaten Wonogiri. Data kebencanaan Kabupaten Wonogiri yang meliputi bencana banjir, tanah longsor, tanah bergerak, tanah ambles, kebakaran dan angin kencang menunjukkan kecenderungan yang menurun, baik dalam jumlah maupun kerugian yang diakibatkan bencana. Data tahun 2020 mencatat 93 kejadian bencana dengan total kerugian mencapai Rp 1.287.100.000,-. Pada tahun 2021, hingga awal bulan November, tercatat tujuh kejadian bencana dengan taksiran nilai kerugian sebesar Rp 22.000.000,-.
“ Semoga dengan langkah-langkah antisipatif dalam melaksanakan mitigasi bencana, dan dengan semakin meningkatnya ketangguhan masyarakat, kita semua terhindar dari resiko bencana dan kerugian bencana alam “, tambahnya.
Bupati juga menekankan agar tidak lengah, mengingat potensi kebencanaan senantiasa harus diwaspadai. Terlebih saat ini kita semua memasuki musim penghujan yang diwarnai perubahan musim dan cuaca ekstrem, tutupnya.
(Arda 72).
Komentar