MERANTI | IP.net — Harga jual pada beberapa jenis bahan-bahan makanan pokok di Kepulauan Meranti mulai mengalami kenaikan yang signifikan, tentunya hal tersebut kerap terjadi saat-saat mendekat hari libur nasional, seperti masa sekarang ini menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Demikian disampaikan oleh Miftahulaid, Sekretaris Dinas Perdagangan, Perindustrian, Usaha Kecil dan Menengah (DisdagprinUKM) Kepulauan Meranti, Rabu (7/12/2022).
Menurut Miftah, harga bahan makanan pokok yang mulai mengalami kenaikan diantaranya seperti harga daging ayam potong yang biasanya Rp 28.000 kini menjadi Rp 32.000 per kilogramnya. Lanjut bawah merah yang tadinya Rp32 ribu naik menjadi Rp38 ribu per kilogram.
“Selain itu terdapat sejumlah jenis sembako lain yang diprediksi bakal naik jelang Nataru 2023 ini, namun untuk menyikapi kondisi tersebut dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar operasi pasar murah untuk meringankan beban ribuan keluarga penerima manfaat (KPM)”, jelas Miftah.
Miftah berharap jika program ini menjadi salah satu langkah menuju stabilitas harga bahan pokok kebutuhan masyarakat dan meningkatkan daya jual pedagang, sehingga mampu menekan laju inflasi. Seperti yang diamanatkan oleh Kemendagri tertuang dalam edarannya Nomor: 500/2316/IJ tentang juknis penggunaan belanja tak terduga dalam rangka pengendalian inflasi daerah.
“Untuk itu maka dipandang perlu kami melaksanakan kegiatan operasi pasar murah bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti,” ujarnya.
Miftah menyimpulkan, besaran anggaran yang digelontorkan dalam program tersebut tidak kurang dari Rp500 juta dengan sasaran kebutuhan ditujukan kepada 3.479 KPM.
“Artinya jumlah paket sembako yang kami sediakan sama besar dengan jumlah KPM, yaitu sebanyak 3.479 keluarga,” katanya.
Lanjut Miftah, untuk pelaksanaan pasar murah itu sendiri akan dimulai pada 12 Desember 2022 ini, untuk menuju kesana saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Bappeda untuk mematahkan data calon KPM.
“Kami mau operasi ini benar-benar menyasar masyarakat yang layak dan tepat sasaran, atensi utamanya yaitu kepada nelayan tradisional,” imbuhnya.
Lebih lanjut Miftah mengungkapkan, produk dan spesifikasi paket bahan pokok yang tersedia dalam operasi pasar murah itu nantinya dominan pada produk lokal, diantaranya 5 kilogram beras ladang, 1 kilogram gula kelapa, 1 kilogram mie sagu, dan 1 liter minyak goreng yang tentunya nanti akan lebih murah dari harga pasar.
“Paling tidak program itu juga berdampak baik terhadap kondisi UMKM lokal, hanya minyak goreng saja yang kita drop dari luar dengan pola belanja kegiatan menggunakan e katalog”. Ungkapnya.
Komentar