oleh

Diduga Gantung Diri, Centeng Perusahaan Kelapa Sawit di Aceh Tamiang Ditemukan Meninggal Dunia.

Aceh Tamiang | IP.net — Salah seorang karyawan perkebunan kelapa sawit PT Rapala, AN (37) ditemukan meninggal dunia dengan kondisi leher tergantung di bawah tangga rumahnya di Desa Marlempang, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang.

Sontak saja, peristiwa penemuan jasad lelaki yang diduga meninggal dunia bunuh diri itupun menggegerkan warga setempat.

Kapolres Aceh Tamiang melalui Kapolsek Bendahara, Iptu Tarmidi mengatakan, penemuan itu pertama kali diketahui oleh dua orang rekan kerja korban, Supriadi (49) dan Irfanda (29), yang hendak menjemputnya untuk bekerja.

“Kedua temannya rencananya hendak menjemput korban untuk bekerja. Sebab, korban seharusnya masuk sif kerja pagi menggantikan teman lainnya di PT. Rapala,” kata Kapolsek, Iptu Tarmidi, Sabtu, 24/12/2022.

Kapolsek menuturkan, pagi itu sekitar pukul 08.30 WIB, kedua rekan korban itu tiba dirumahnya di Dusun 3 Desa Marlempang. Setibanya di depan rumah AN, mereka pun memanggil korban dari luar rumah.

“Namun tidak ada jawaban dari korban, meski sudah beberapa kali teman-nya memanggil,” katanya.

Karena tidak ada jawaban, kata Tarmidi, mereka pun bertanya kepada tetangga depan rumah korban, Nisa yang ketika itu sedang berada di depan rumahnya untuk memastikan apakah AN sedang berada di rumah atau sudah keluar.

“Ada di dalam rumah itu dia (korban),” kata Tarmidi mengulang keterangan saksi.

Penasaran, lanjutnya, kedua temannya itupun mencoba mengintip dari sela jendela rumah, namun tidak ada melihat AN. Selanjutnya, keduanya berencana mendobrak pintu rumah AN, untuk bisa masuk ke dalam.

Akan tetapi, rencana keduanya tidak dilakukan dikarenakan pintu depan rumah korban ternyata tidak terkunci. Mereka segera masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di dalam rumah, alangkah terkejut mereka ketika melihat korban sudah tidak sadarkan diri dengan posisi berdiri dan leleher terikat tali nilon serta tergantung di tangga tingkat dua rumahnya.

“Mereka pun langsung memberi tahu kejadian itu kepada tetangga dan warga sekitar,” katanya.

Tak lama kemudian, warga pun segera berdatangan untuk melihat peristiwa itu, sementara, warga lainnya memberitahukan kejadian itu kepada Datok Penghulu (Kades) desa setempat dan meneruskannya ke pihak Mapolsek Bendahara.

Setelah petugas tiba, kata Tarmidi, jasad korban pun segera dievakuasi dengan dibantu masyarakat setempat.

“Korban pun segera kami turunkan dan memotong tali nilon yang menjerat lehernya,” katanya.

Setelah dievakuasi, petugas langsung menghubungi petugas medis dari Puskesmas Bendahara guna melakukan pemeriksaan terhadap korban.

Dan dari hasil pemeriksaan, kata Tarmidi, petugas medis tidak ada menemukan luka serta tanda bekas kekerasan di tubuh korban.

“Diperkirakan korban meninggal dunia sudah sekitar 7 jam,” ujarnya.

Kapolsek menambahkan, berdasarkan keterangan keluarga dan tetangga serta teman dekat korban, bahwasannya korban tidak memiliki masalah baik dimasyarakat atau dengan teman-teman sepekerjaan, begitu juga dengan riwayat Penyakit.

Oleh karenanya, Tarmidi mengaku pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini guna mengetahui apa motif korban melakukan bunuh diri.

“Masih dalam Penyelidikan Polsek Bendahara untuk penyelidikan lebih lanjut. Dan saat ini 1 unit Handphone milik korban sudah kami amankan, namun kondisi HP masih dalam keadaan terkunci,” ujarnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *