oleh

SINERGITAS LINTAS SEKTOR HAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN STUNTING DI KABUPATEN BARITO SELATAN

Buntok | IP.Net — Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia ( SSGI) tahun 2022 yang di laksanakan kementrian kesehatan, prevalensi stunting di Kabupaten Barito Selatan sebesar 35,6% yang artinya tingkat prevalensi masih tinggi dan harus di atasi Bersama – sama secara sinergi oleh lintas sektoral Rabu tanggal (10/1/2024).

Ketua TPPS , Asisten I Sekretariat daerah ( Sekda) Yoga P Utomo Kabupaten Selatan dalam hal penyampaian pada acara kunjungan kerja Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah di DPPKBP3A Buntok

” Bahwa kondisi tersebut di tambah dengan permasalahan akan kurangnya pengetahuan, tentang kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan yang dapat berdampak serius pada perkembangan janin,” selanjutnya

Sebagaimana kita ketahui bersama, Seribu hari pertama kehidupan adalah periode yang sensitif bagi kehidupan seorang anak, sebab dampak dari pemenuhan gizi dan nutrisi lain yang tidak terpenuhi akan bersifat permanen dan tidak dapat di perbaiki. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus atas pemenuhan gizi anak, utama pada periode ini,” ucapnya.

Secara teknis, Perpres Nomor 72 Tahun 2021 di tuangkan dalam rencana aksi Nasional percepatan penurunan stunting ( RAN PASTI).

Terdapat tiga pendekatan dalam pelaksanaan ran pasti Yakni :

Pertama, Dengan pendekatan keluarga berisiko stunting yang dilakukan dengan intervensi hulu, yaitu pencegahan lahirnya bayi stunting dan penanganan balita stunting.

Kedua, melalui pendekatan multi sektoral dan multi pihak yaitu unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak di antaranya pemerintah dan unsur pemangku kepentingan ( Dunia usaha, Perguruan tinggi, Masyarakat, dan media.

Ketiga, Pendekatan intervensi gizi terpadu dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif, yang berfokus pada kesehatan dan kecukupan gizi 3 bulan calon pengantin, ibu hamil, ibu masa subur setelah melahirkan, Baduta dan Balita , di dukung dengan penyediaan sanitasi, akses air bersih serta bantuan sosial

Sejalan dengan hal tersebut, terdapat dua komponen penting yang wajib berjalan beriringan, untuk dapat percepatan penurunan stunting di kabupaten Barito Selatan

Pertama, Komitmen multi pihak dalam bekerjasama dan bermitra, untuk dapat saling mendukung intervensi penurunan stunting, secara Holistik integratif tematik dan spasial serta memiliki ke te kunan target yang jelas

Kedua, Peran keluarga yang sangat penting dalam mencegah stunting pada setiap fase kehidupan, mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, menikah,hamil dan seterusnya

” Bahwa faktor penting yang wajib diperhatikan agar stunting dapat tepat sasaran, adalah kualitas data. Perbaikan data stunting yang akan menjadi rujukan untuk perencanaan monitoring dan evaluasi intervensi stunting,” terangnya

Selanjutnya lagi, hendaknya dilakukan dengan memperhatikan validasi dan akurasi data. Pengumpulan data yang baik dimulai ketika alat ukurnya sesuai standar yang di tetapkan, petugas memiliki kapasitas yang sama dan terlatih, prosedur pendataan dipenuhi, serta cakupan data dapat di kelola dan di ukur.

” Untuk itu, kita sama sama berharap ditingkat desa/kelurahan, bidan desa dan petugas gizi puskesmas Bersama -sama dengan kader di masing-masing desa kelurahan untuk melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting, yaitu: Balita 2 bulan berturut-turut berat badan tidak naik, balita dengan gizi buruk dan kurang gizi, untuk balita penderita penyakit kronis TBC dan alergi, serta balita yang berpotensi stunting ini yang harus ditangani secara bersama tidak hanya oleh Puskesmas tetapi juga oleh Puskesmas tetapi juga rumah sakit dengan melibatkan Dokter Anak,” imbuhnya

Dukungan pemerintah kecamatan untuk memfasilitasi serta mengkoordinir desa dan kelurahan sangat kami harapkan untuk penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa dan kelurahan, teralokasi lewat dana yang di kelola kelurahan, melalui 5 paket layanan pokok yaitu :

” Layanan kesehatan ibu dan anak, (KIA) Konseling gizi terpadu, Perlindungan sosial, Sanitasi dan Air bersih serta layanan pendidikan Anak usia dini,”

” Ketua TPPS , optimis melalui kerja keras kita bersama prevalensi stunting di wilayah kabupaten Barito Selatan tercapai, selain itu juga ketua TPPS berharap masing-masing stakeholder dapat mengambil perannya masing-masing, untuk bekerja sama melakukan percepatan penurunan stunting di kabupaten Barito Selatan juga dengan kolaborasi dalam intervensi dapat berjalan antar sektor,” harapnya,

” yakni sektor kesehatan dan non kesehatan, sangat di pengaruhi oleh dukungan melalui pembangunan sanitasi,Air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, dan membangkitkan pemahaman serta kepedulian masing-masing individu, berikut masyarakat, untuk mengoptimalkan perannya dalam upaya penanggulangan stunting ia pun berharap kemitraan dan sinergitas antar seluruh pemangku kepentingan dapat terus di kuatkan dan di tingkat kan, untuk mewujudkan Barito Selatan bebas stunting,” pungkasnya.

( ML)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *