PASAMAN | Dari 14 persen target penanganan stunting yang digariskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kondisi di Kabupaten Pasaman masih tergolong cukup berat untuk pencapaiannya.
“Sebab, angka stunting terakhir di daerah ini masih cukup tinggi, tercatat 28,9 persen,” kata Wakil Bupati (Wabup) Pasaman Sabar AS saat memberi sambutan dalam pelaksanaan diseminasi audit stunting tahap II di Lubuk Sikaping, ibukota Kabupaten Pasaman, Selasa (31/10/2023).
Artinya, menurut Wabup Sabar, masih ada beban 14 persen lebih lagi agar target penanganan stunting yang dibebankan oleh pemerintah pusat bisa tercapai. “Ini tidak mudah,” kata Sabar.
Dikatakan Wabup Sabar, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, terutama para pemangku kepentingan untuk menekan sedemikian rupa agar kasus stunting bisa turun sebagaimana yang diharapkan.
Pemerintahan nagari, menurut Sabar, merupakan salah satu elemen terpenting dalam penanganan stunting karena merupakan ujung tombak pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Tapi, diingatkan Sabar, pemerintahan nagari tidak mungkin dibiarkan jalan sendiri. “Dukungan tentu sangat diperlukan dari stake holder terkait karena mereka yang secara teknis menguasai persoalan ini,” katanya.
Wabup Sabar mengingatkan upaya penanganan stunting bukanlah tugas yang main-main. “ini tugas serius, bahkan sangat serius,” ucapnya. “Karena ini menyangkut nasib dan masa depan Pasaman.”
Menurut Sabar yang mantan anggota DPRD Sumbar itu, bagaimana Pasaman menghadapi Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang kalau sejak saat ini tidak dipersiapkan generasi yang tangguh untuk itu.
“Terus terang, kita menyatakan prigatin dengan masih adanya kasus stunting,” ujar Sabar sambil berharap semua pihak meningkatkan kepeduliannya terhadap persoalan itu. (hp/spa)
Komentar