Jakarta | IP.net — Pada peringatan hari pahlawan tahun 2021 sejumlah elemen masyarakat Jakarta dan sekitarnya mengadakan orasi di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta. Kaum buruh dari berbagai daerah di sekeliling Jakarta yang bergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak yang dikoordinir Daeng Wahidin sebagai Presiden PPMI (Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia), hadir juga FSP LEM SPSI dari Karawang.
Bahkan organisasi buruh dari tingkat perusahaan, PPMI PT. Dantosan Precon Perkasa, justru tampak dominan berperan memfasilitasi acara peringatan bersama hari pahlawan tahun ini.
Tentu saja yang menarik kehadiran mahasiswa yang kini mau membaur bersama dengan Emak-emak dari Aspirasi pimpinan Bunda Wati Imhar Burhanudin juga menyampaikan orasi tentang kondisi Indonesia hari ini yang gawat dari kebangkrutan. Meski begitu, toh ada juga peserta Emak-emak asal Solo yang sengaja datang bergabung untuk mengurai kegundahan hatinya tentang bangsa dan negara Indonesia yang mengarah pada kehancuran. Karena itu dia mau mengajak Joko Widodo pulang ke Solo, ungkap Bunda Cantik yang merasa representatif mewakili warga masyarakat asli Solo itu.
Menurut Faisal, salah seorang aktivis mahasiswa bahwa pilihan tempat otasi di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha ini karena ingin mendekat ke Istana Negara Jakarta, tapi terhalang oleh brikade aparat dan kawat berdiri yang memagari Istana agar tak sampai tersentuh oleh para demonstran, imbuh Bambang, namun suara yang dipekikkan untuk mengkoreksi kebobrokan dari pelaksanaan negara dan pemerintah bisa didengar oleh Presiden Joko Widodo supaya dapat membuat kebijakan yang lebih bijak dan berpihak untuk kesejahteraan rakyat, bukan menambah beban rakyat.
Babe Riduan Saidi pun sebelumnya sudah mengurai masalah PCR yang menjadi beban rakyat itu, katanya patut ditanggung pemerintah karena rakyat seharusnya dapat bantuan dari pemerintah. Tidak justru dijadikan obyekan mencari keuntungan.
Hari ini, kata Eko Sriyanto Galgendu yang juga orasi, sebagai Ketua Umum Forum Lintas Agama dan GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indknedia) semua anak bangsa sudah terbukti siap untuk menghibahkan jiwa raganya bagi negeri ini demi dan untuk kehidupan yang lebih baik. Karena itu, dalam konteks kepahlawanan, warisan para pahlawan adalah jasa, bukan hutang-hutang yang akan menjadi beban generasi mendatang, kata Eko Sriyanto Galgendu dalam orasinya yang menggegar, seakan merobek langit Jakarta, pada hari Rabu,10 November 2021 pada siang yang terik itu.
Warisan yang akan ditinggalkan oleh rezim pada hari ini, kata Eko Sriyanto bertanya, maka dengan spontan massa yang menjawab lantang pidato Eko Sriyanto Galgendu itu dengan suara yang keras pula meneriakkan “hutang, hutang, hutang” kata massa serempak seperti ingin juga menggedor pintu Istana Merdeka yang jauh berada diseberang sana.
Teges, tegas dan teguh adalah sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh segenap anak bangsa, termasuk penguasa yang tak boleh lalai seperti yang terjadi sekarang. Sehingg bangsa dan negara Indonesia menjadi semakin terancam ambruk, tandas Eko Sriyanto Galgendu.
Menjelang petang Leus Sunkharisma juga ikut tampil di podium khusus yang dirancang diatas mobil komando Aliansi Rakyat Menggugat itu.
(JE | ***)
Komentar