Jakarta | IP.net — Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPM) bersama Universitas Islam Jakarta (UID)
memfasilitasi kelompok mahasiswa Pencinta Alam Bimapala Universitas Islam Jakarta melakukan kegiatan bakti sosial dan penelitian di sekolah – sekolah di Kampung Gunung Leutik, Desa Kiarasari Kecamatan Sukajaya, Kabupaten bogor, Jawa Barat.
Kegiatan yang direncanakan berlangsung mulai dari tanggal 16 hingga 19 Agustus 2021 mendatang itu sengaja difokuskan pada aspek pendidikan.
Ketua pelaksana, Izzati menyebutkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan program kerja Bimapala UID, yang bertujuan selain untuk mengetahui dan mengungkap potensi alam dan sumber daya di Kampung Gunung Leutik, program ini juga sengaja dilakukan untuk membuka peluang bagi kampus Universitas Islam Jakarta untuk melakukan kerjasama, baik dengan suku dinas pendidikan pemerintah daerah setempat, maupun langsung kepada pihak sekolah.
“Jadi nanti outputnya apa yang bisa dikontribusikan pihak kampus dalam mengemban misi mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan mutu pendidikan di desa tersebut”, ujarnya, Selasa (17/08/21) melalui siaran pers kepada inspirasipublik.net.
Ia menambahkan, dalam kegiatan ini kita punya dua misi, yakni misi sosial dan misi akademis. Misi sosial membantu mempersiapkan sarana bagi pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar normal, apalagi ditengah masa pandemi ini.
“Misi – misi akademis, kami melakukan riset yang hasilnya nanti akan menjadi referensi bagi kampus kami untuk memungkinkan adanya kerjasama dibidang pendidikan dengan pihak sekolah-sekolah”, imbuhnya,
Khusus misi sosial, berupa bakti sosial. Dirinya menjelaskan bahwa sumbangan untuk kepentingan dunia pendidikan di desa ini sebagian berasal dari anggota Bimapala,
“karena ini bentuk kontribusi yang kongkrit yang diberikan kepada anggota kami untuk masyarakat disini”. Jelasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Jakarta, Prof Dr. Ir. Raihan Rasjidie, M.Si mengungkapkan bahwa dirinya bangga kepada mahasiswanya, karena masa ditengah pandemi ini mereka masih bisa melakukan aktivitas keorganisasiannya dengan baik.
Apalagi dikaitkan dengan tanggung jawabnya sebagai insan akademis dalam wujud Tri Dharma Perguruan tinggi, yakni penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Saya menyambut positif dan berharap dari apa yang dilakukan oleh para mahasiswa, apalagi dibarengi dengan adanya riset dan survei untuk melihat sejaumana peluang dan kesempatan untuk membuka kerjasama dengan pihak-pihak terkait disana. Dan mungkin saja nanti akan ada follow up lanjutan dari apa yang sudah dilakukan”. Kata Raihan.
Namun dirinya tetap mengungkapkan, bahwa apa yang dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mahasiswa pencinta alam ini sejatinya merupakan perwujudan dari manfaat berorganisasi yang memiliki nilai-nilai edukatif dan sosiologis yang diarahkan untuk diaplikasikan di lapangan. Dengan demikian, harapannya apa yang dilakukan para mahasiswa akan makin membentuk karakter dan khasanah berfikirnya tentang kondisi obyektif lingkungan di masyarakat.
“Itu yang utama, selain itu membiasakan diri begiat dalam aktivitas survei dan research, akan mempermudah dan meningkatkan jalan akademis bagi mereka untuk berfikir secara terstruktur dan sistematis.” Terangnya
Dirinya juga berharap pemerintah daerah setempat, terutama pihak-pihak terkait di Desa Gunung Leutik, menyambut positif upaya yang dilakukan para mahasiswa. Menurutnya, tidak gampang mahasiswa masih bisa concern memikirkan dan melaksanakan kegiatan ditengah masa pandemi ini.
“Apalagi kegiatan ini sangat positif bagi masyarakat sekitar, sekolah dan bagi kampus sebagai salah satu referensi obyektif untuk mempertimbangkan implementasi kurikulum “kampus merdeka”. Pungkasnya.
Laporan | Wyndoee Regandha.
Komentar