ACEH TAMIANG | IP.net — Kerusakan tanggul diwilayah hilir Kabupaten Aceh Tamiang semakin mengkhawatirkan, terutama saat musim hujan turun dan luapan air sungai tamiang tidak terbendung sehingga pemukiman masyarakat tergenang air banjir.
Fenomena kerusakan tanggul ini sudah berlangsung beberapa tahun lamanya, belum terlihat adanya perbaikan secara maksimal, tak hayal wilayah hilir Aceh Tamiang terutama beberapa kampung di Kecamatan Bendahara tidak pernah luput dari banjir.
Baru – baru ini, beredarnya foto seorang anak kecil memegang selembar poster yang bertuliskan bentuk protes atau keluhan di sampaikan kepada pemerintah. Adapun tulisan pada selembar poster tersebut yaitu “ Kami butuh tanggul Om, bukan mie Instans”.
Terlepas dari perhatian berbagai pihak, Reki Ilham aktivis muda yang tergabung di Lembaga Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YaRa) Bidang Investigasi Perwakilan Aceh Tamiang kepada Awak media Senin (26/12) mengatakan, sudah sepatutnya Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat memberikan perhatian khusus untuk pembangunan tanggul tersebut sebagai upaya penanganan banjir di Aceh Tamiang.
Dari poster yang di tampilkan oleh seorang bocah di lokasi tanggul sungai tamiang tersebut, tentunya itu keluhan yang sudah tidak dapat ditahan lagi. Semua menyadari, seorang anak kecil seharusnya pergi bermain bersama teman – teman sebayanya tetapi harus di ikutkan memegang selembar kertas yang bertuliskan “Kami butuh tanggul om, bukan mie instan”.
“Kondisi ini jelas menunjukan bahwa masyarakat kita sudah krisis kepercayaan atau apatis terhadap pejabat dan perwakilannya di parlemen sehingga harus melibatkan anak anak,” sebut Reki Ilham sembari menegaskan, hal ini harus di kritisi serta kerusakan tanggul di hilir Aceh Tamiang sudah diketahui sampai ke pemerintahan pusat melalui Kementrian terkait.
Reki menegaskan, pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan DPRK maupun DPRA jangan membiarkan hal ini semakin berlarur-larut, karena kondisi kerusakan tanggul di hilir Aceh Tamiang semakin parah dan cukup meresahkan masyarakat. “ Tidak ada kata tidak, Gubernur, Bupati, DPRK dan DPRA harus segera menyelesaikan persoalan kerusakan tanggul di Aceh Tamiang,” pungkas aktivis YaRa perwakilan Aceh Tamiang.
Komentar